Headlines News :
Home » , » Sejumlah Siswa Belajar Angklung di Kota Bandung

Sejumlah Siswa Belajar Angklung di Kota Bandung

Written By Liputan Jabar on Kamis, 27 Juni 2019 | Kamis, Juni 27, 2019

Bandung, Liputanjabar - Hubungan sister city antara Kota Bandung dengan Kota Fort Worth Texas Huston Amerika Serikat telah berjalan selama 19 tahun. Pada tahun 1990, Fort Worth dan Bandung menandatangani kesepakatan untuk menjadi kota saudara.

Sejak saat itu, berbagai kegiatan selalu dilaksanakan oleh keduanya. Salah satunya adalah pertukaran pelajar. Tahun ini, 6 pelajar  dan seorang guru tinggal di Kota Bandung dari 17-28 Juni 2019.

Para siswa itu tinggal di rumah-rumah siswa SMAN 5 Bandung yang menjadi keluarga asuh atau host family. Mereka mengunjungi tiga sekolah, yaitu SMAN 5 Bandung, SMA BPI 1, dan SMA Taruna Bhakti.

"Banyak hal yang kami lihat. Paling kami suka adalah bermain angklung," ujar pimpinan delegasi Tracey Cravens saat menemui Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana di Balai Kota Bandung, Jumat (21/6/2019).

Menurutnya, bermain angklung memberikan pesan moral yang baik bagi siswa-siswanya. Baginya, bermain angklung tak sekadar bermusik.

"Jika dimainkan sendiri, angklung hanya berbunyi biasa saja, tak begitu menarik. Tetapi jika dimainkan bersama-sama, dengan banyak nada, kita bisa bermain banyak lagu. Itu artinya kita jika kita bisa hidup bersama dalam kehidupan, hidup akan menjadi lebih indah," ungkapnya.

Selain melihat pertunjukkan dan bermain angklung, mereka juga belajar membuat batik dan mengunjungi berbagai museum. Mereka juga banyak bertukar pikiran tentang kekayaan budaya, bahasa, dan pendidikan

Yana sangat mengapresiasi kunjungan tersebut. Ia mengaku juga pernah menjadi salah satu host family pada pertukaran pelajar dari Fort Worth beberapa tahun silam saat anaknya masih duduk di bangku SMA.

"Anak saya sampai sekarang masih berteman baik dengan anak-anak Fort Worth yang tinggal di rumah saya dulu," tutur Yana bercerita. Ia bahkan juga pernah berkunjung ke Fort Worth melihat kota yang cantik itu.

Yana menilai, program pertukaran pelajar ini sangat penting. Selain menjadi bagian dari 'soft diplomacy', hal tersebut bisa memberikan dampak-dampak positif bagi para siswa.

"Mereka bisa mengenal budaya lain yang berbeda, bisa belajar tentang perbedaan dan menghargainya. Apalagi mereka bisa saling bertukar pikiran dan menambah wawasan," terangnya. Red


Share this post :

Posting Komentar

 
Copyright © 2016. LiputanJabar.com | Akurat Terpercaya .
Kontak Redaksi | Designed By Bang One