BANDUNG - Keikutsertaan pelaku industri kecil dan menengah (IKM) Bandung dalam Global Sourcing Expo (GSE) Melbourne 2025 tidak hanya menjadi ajang promosi, tetapi juga sarana pembelajaran penting untuk meningkatkan kualitas dan inovasi produk lokal.
Kepala Disdagin Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin mengatakan, GSE selalu menjadi tempat bagi IKM untuk melihat langsung tren global, mempelajari standar kualitas internasional, dan menilai kompetitor dari berbagai negara. Menurutnya, aspek pembelajaran ini sangat penting bagi IKM yang ingin masuk ke pasar ekspor.
"Dunia usaha kita sudah siap bersaing. Respons buyer sangat positif, tidak hanya tertarik pada kualitas, tetapi juga pada konsistensi dan kapasitas produksi pelaku usaha Bandung," ujarnya, Selasa 18 November 2025.
Ronny menjelaskan, pameran diikuti oleh ribuan buyer dan pelaku industri tekstil, garmen, dan homeware dari mancanegara. Keberagaman produk yang hadir memungkinkan peserta Bandung memahami inovasi yang sedang berkembang serta permintaan konsumen global.
Sembilan pelaku usaha Bandung yang berpartisipasi membawa produk yang telah dikembangkan melalui proses kurasi. Mereka mendapat kesempatan untuk membandingkan kualitas, desain, dan strategi pemasaran dengan produk serupa dari negara lain.
Melalui keikutsertaan ini, pelaku IKM Bandung dinilai mendapatkan wawasan penting untuk meningkatkan daya saing produk, mulai dari desain, kemasan, hingga strategi branding. Mereka juga dapat menilai standar harga dan preferensi pasar Australia yang memiliki daya beli tinggi.
Pemerintah Kota Bandung menegaskan, peningkatan kapasitas pelaku IKM menjadi prioritas dalam pengembangan ekonomi kreatif. Dengan pemahaman baru dari GSE Melbourne, produk Bandung diharapkan semakin siap bersaing di pasar ekspor dan memperluas jangkauan pasar internasional.
Partisipasi Bandung di GSE 2025 menjadi langkah penting untuk memperkuat inovasi, meningkatkan kualitas, dan memperkuat posisi kota ini sebagai pusat ekonomi kreatif berskala global.
Beberapa pemilik IKM yang berpartisipasi mengungkapkan potensi bisnis yang mereka dapatkan. Salah satunya Achi, Owner Olla On Ethnic. Ia mengaku mendapat permintaan sampel dalam jumlah signifikan.
"Alhamdulillah sudah banyak yang nanya-nanya produk, tadi juga ada yang minta sampel 200 pcs dari Uzbekistan. Mudah-mudahan makin laris," kata Achi.
Sedangkan, Yuli, Owner Natali, mencatat minat serius dari buyer lokal terutama dari buyer asal Melbourne.
"Alhamdulillah ternyata produknya Natali disukai orang Melbourne. Kayaknya serius dia punya butik," ujar Yuli.
Tak hanya itu, salah satu pelaku usaha lainnya. Stevi melaporkan adanya kontak potensial dari tiga wilayah berbeda.
"Ada potensial buyer dari Perth, Melbourne, dan Brazil. Harapannya deal, dapat buyer sehingga bisa jangka panjang. Tadi interest-nya ke sandal kita dan boots," jelas Stevi.

Posting Komentar