BANDUNG - Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menilai, pengendalian sampah bukan lagi sekadar urusan kebersihan, tetapi bagian dari mitigasi bencana yang harus dilakukan secara sistematis oleh seluruh elemen masyarakat.
Farhan menyoroti kondisi Kota Bandung yang memiliki tantangan besar dalam pengelolaan sampah, terutama sampah organik yang menjadi penyumbang terbesar timbulan harian.
Ia meminta para lurah, camat, hingga pengurus RW dan RT untuk memperkuat strategi penanganan sampah berbasis masyarakat.
"Sampah bukan hanya masalah estetika, tapi juga bagian dari potensi bencana. Kalau tidak dikelola dari sumbernya, maka setiap hujan deras, kita akan menghadapi genangan dan banjir. Karena itu saya minta kelurahan dan kecamatan memastikan sistem pengelolaan sampah berjalan lebih disiplin, lebih terukur," ujar Farhan Siskamling Siaga Bencana ke-35 di Kelurahan Kebon Jeruk Kamis, 13 November 2025 malam.
Ia mengingatkan pentingnya edukasi dan pembiasaan pemilahan sampah mulai dari rumah tangga.
Upaya seperti pengomposan mandiri, pemanfaatan bank sampah, serta kedisiplinan jam pembuangan harus kembali diperkuat.
Pemerintah Kota Bandung, lanjutnya, akan terus memperbaiki infrastruktur dan layanan persampahan, namun keberhasilan tetap membutuhkan peran aktif warga.
Selain soal sampah, Farhan memohon agar warga memahami hakikat Siskamling Siaga Bencana sebagai ruang kolaborasi untuk mencegah berbagai risiko lingkungan.
"Kesiapsiagaan bukan hanya soal kebakaran atau gempa, tapi juga pengendalian masalah yang sering kita anggap sepele. Tumpukan sampah yang menyumbat drainase bisa menjadi sumber bencana. Jadi, setiap wilayah harus punya antisipasi," ujarnya.
Untuk itu, Wali Kota Bandung menginstruksikan jajaran kewilayahan untuk memetakan titik rawan sampah dan membuat rencana tindak cepat. Koordinasi lintas sektor dengan dinas terkait akan diperkuat agar proses pengangkutan, pengolahan, hingga edukasi dapat berjalan efektif.

Posting Komentar