Headlines News :
Home » » Kang Pisman, WTP, Hingga Pembagian Anak Ayam Di Tengah Terpaan Covid-19

Kang Pisman, WTP, Hingga Pembagian Anak Ayam Di Tengah Terpaan Covid-19

Written By Liputan Jabar on Selasa, 22 September 2020 | Selasa, September 22, 2020

BANDUNG, - Tahun 2020 merupakan masa-masa sulit bagi Indonesia, termasuk Kota Bandung. Hal itu akibat adanya pandemi Covid-19 yang telah membuat denyut pembangunan sedikit melambat.

Kendati demikian, bagi Pemerintah Kota Bandung bukan berarti harus menyerah terhadap keadaaan. Di bawah kepemimpinan Oded M. Danial dan Yana Mulyana, pembangunan harus terus berjalan dengan segala keterbatasannya.

Terbukti, kinerja Pemkot Bandung tetap memperoleh apresiasi dari sejumlah pihak. Salah satunya, Kota Bandung tetap mampu mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 29 Juni 2020 lalu. Ini merupakan kali kedua secara beruntun Pemkot Bandung meraih penilaian WTP dari BPK.

"Ini merupakan bukti kerja bersama seluruh elemen yang ada di Pemkot Bandung. Semoga kita bisa terus mempertahankannya," kata Wali Kota Bandung, Oded M. Danial ketika itu.

Penghargaan lainnya yaitu Oded didapuk menjadi kepala daerah inovatif 2020 untuk kategori Kesehatan. Hal itu berkat hadirnya Laboratorium Bio Safety Level 2 (BSL 2).

Pemkot Bandung membangun laboratorium tersebut untuk mempercepat proses pengujian hasil uji usap sehingga data penyebaran virus SARS Cov-2 bisa lebih cepat dan akurat

Di bidang lainnya, program Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan sampah (Kang Pisman) juga tetap terus bergulir. Sejak Oded mencanangkan Kang Pisman Dicanangkan 17 Oktober 2018, kini telah hadir 1900 relawan dan 119 komunitas Balad Kang Pisman.

Selain itu, hadirnya 467 bank sampah menjadi indikator warga Kota Bandung mulai mengubah pola penanganan sampah dari rumahnya masing-masing. Warga mulai mengubah pola penanganan sampah dari kumpulkan lalu buang menjadi kurangi, pisahkan, dan manfaatkan sampah.

"Kita baru saja menunjuk Kelurahan Sukamiskin dan Kelurahan Cihaurgeulis sebagai percontohan untuk metode waste to food. Yaitu metode pengelolaan sampah dapur menjadi pupuk, kompos basah dan kering. Lalu, pupuk atau kompos kembali lagi ke alam untuk menyuburkan tanaman," ungkap Oded.

Selain Kang Pisman, program unggulan lain yang sempat menjadi perhatian yaitu pembagian anak ayam dan bibit cabai. Meski tengah pandemi, Pemkot Bandung tetap menyiapkan 10.000 ekor anakan ayam atau Day Old Chik (DOC) pada tahun 2020 ini.

"Program pembagian anak ayam ini merupakan bagian dari membangun sumber daya manusia Kota Bandung yang masagi. Program ini tingkat keberhasilannya mencapai 85-90 persen. Perguruan tinggi pun ikut membantu program ini," tuturnya.
Share this post :

Posting Komentar

 
Copyright © 2016. LiputanJabar.com | Akurat Terpercaya .
Kontak Redaksi | Designed By Bang One